Judul :
The Lunch Gossip
Penulis :
Tria Barmawi
Penerbit :
Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit :
2013
Edisi :
Kedua
Tebal :
263 halaman
“So, who’s The
Bitch?” Pertanyaan yang ada di cover novel ini seolah langsung menohok para
pembacanya, tak terkecuali saya. Are this
novel talking about BITCH? It’s interesting. Langsung saja saya menuju
cover belakang novel metropop ini, “mereka
mencari bitch…dan menemukannya dalam diri masing-masing.” Wow seketika saya
membatin, apakah dalam novel ini nantinya akan dibahas mengenai ciri - ciri
seorang bitch? Dan apakah saya
termasuk di dalamnya? Lagi-lagi saya tertarik. Berlanjut kemudian sinopsis
cover belakangnya bercerita tentang persahabatan lima perempuan dengan karakter
yang tentu saja berbeda-beda. Tak butuh waktu lama, sayapun langsung teringat
keempat sahabat saya, ah ya geng saya
juga berjumlah lima orang, dengan karakter masing-masing personel yang tak jauh
beda dengan perempuan-perempuan di dalam novel ini. Sayapun segera menuju meja
kasir untuk membayarnya.
Pada Bab Satu, di halaman satu dan halaman dua seperti
dugaan saya si penulis seakan menuntut pembacanya untuk terlebih dulu
menyamakan persepsi terkait istilah bitch
yang dipakainya. Tak hanya itu, para pembaca (atau mungkin hanya saya?)
setelahnya akan segera bercermin apakah dirinya seorang bitch di mata orang lain? Baguslah..membantu pembaca instropeksi
diri, trimakasih mba Triaaa :)
Sedikit berbagi, bitch disini tak sekedar ungkapan kasar
saja. Ada beberapa tipe bitch:
1. Mereka
yang tahu dan sadar bahwa perilaku mereka menyebalkan, tetapi malah bangga dan
menjadi-jadi dengan sebutan bitch.
2. Mereka
yang menyadari perilakunya menyebalkan tetapi tidak peduli apa pandangan orang
lain terhadapnya.
3. Mereka
yang berperilaku mengesalkan tapi tidak menyadari bahwa perbuatan atau
perkataannya mengganggu orang lain.
4. Mereka
yang terlihat seperti malaikat di hadapan orang lain, tapi menusuk orang lain
dari belakang.
Well, sudah mengambil cermin pemirsa? Maybe you’re bitchier than you might think,
right? Saya sih merasa iya, nomor dua sepertinya. Dan saya paling membenci
tipe nomor empat. Itu semacam musuh dalam selimut, menusuk dari belakang. Oke,
pengetahuan saya bertambah, dan Ini nilai plus yang pertama dari novel yang
terbit pertama kali pada tahun 2007 ini.
Tema mengenai
persahabatan dan bitch yang diangkat
novel ini terasa menarik karena sangat dekat dengan keseharian pembaca,
terkhusus saya. Dengan mudah saya sanggup berimajinasi tentang karakter lima
pemeran utama novel ini. Jelas tak mungkin dan tak akan menarik jika kita
bersahabat dengan beberapa kawan dengan karakter sama. Orang baik semua
misalnya, atau pendiam semua, atau bahkan jutek dan berlidah tajam semua? Tentu
tidak, karena seperti yang dituturkan secara implisit oleh Tria dalam karya
ke-tujuhnya ini kita butuh teman-teman yang saling melengkapi dan berkarakter
lain dari diri kita sendiri. Ah ya, satu lagi yang menarik, persahabatan dalam
“The Lunch Gossip” ini bukan
persabahatan anak sekolah atau kuliahan seperti yang dikisahkan novel-novel
lainnya, ini persahabatan yang terjadi di sebuah perusahaan konsultan. Hal ini
seakan menegaskan pada mereka yang baru saja melepas masa kuliahnya dan akan
memasuki dunia kerja jika persahabatan erat masih mungkin terjalin di tengah
gunungan pekerjaan, ditengah hari-hari yang seringkali digunakan untuk lembur,
ditengah suasana kerja yang kompetitif, pun diantara para pekerja lain yang
saling sikut-sikutan.
Nilai plus selanjutnya adalah, pada akhir beberapa bab
terdapat tips yang teramat berguna untuk para jobseeker atau pencari kerja, seperti “Tips Wawancara Kerja” pada
akhir Bab Tiga, “Tips Mendongkrak PD” pada akhir Bab Enam, “Tips Menulis CV”
pada akhir Bab Delapan, “Tips Memilih Baju Kerja” pada akhir Bab Sepuluh, dan sebagainya.
Cerita lima orang sahabat dalam novel inipun tak luput
dari kisah klasik percintaan masing-masing personelnya. Keisha yang sering sekali
terlibat ‘putus-sambung’, dan rekornya paling lama menjalin hubungan dengan
lelaki hanyalah satu tahun, itu juga sudah lama sekali. Vinka, satu-satunya
anggota geng ini yang telah menikah, sudah dua tahun dan belum ada tanda-tanda
dikaruniai momongan. Tia termasuk tidak beruntung untuk urusan yang satu ini,
beberapa kali punya pacar dan berakhir karena pacarnya selingkuh, sudah setahun
ini Tia sendiri. Arimbi sempat mempertahankan long distance relationship dengan pacarnya di Perancis sana,
sebelum akhirnya sibuk dengan pekerjaan di BeIT (nama kantor mereka) dan putus.
Terakhir Xixi, jomblowati sejati. Karena ke’judes’annya ia mampu membuat
laki-laki yang naksir lari ketakutan.
Rangkaian tragedi dan masalah yang menimpa
masing-masing dari mereka sungguh terasa realistis, terasa nyata sehingga saya
sebagai pembaca sangat mudah bermain-main dengan imajinasi, namun nyatanya cara
penyelesaian dari masing-masing konflik itu tak mudah ditebak, pun siapa
sebenarnya bitch atau dalang dari
semua masalah beruntun tersebut. Apakah itu perbuatan Kasih Kinanti, si superbitch, musuh bebuyutan mereka di BeIT? Atau
ada orang lain yang sebenarnya serigala berbulu domba , musuh mereka sebenarnya?
Berawal dari masalah Keisha yang tiba-tiba dipanggil
jajaran atasannya karena dituduh sebagai provokator terkait perbincangan dengan
kawan-kawan seangkatan di mailing list yang
membandingkan tunjangan di BeIT dengan kantor lain sejenisnya. Padahal milis
angkatan mereka sangat eksklusif, siapa yang membocorkannya? Arimbi, gadis lugu
nan polos itu ternyata memiliki rahasia besar. Pada akhirnya ia memang membagi
rahasia itu pada keempat sahabatnya, namun entah bagimana hal itu bisa sampai
ke telinga atasan mereka. Akibatnya, Arimbi dipecat dari sana, rahasia apa? Vinka,
sosok ibu peri yang selalu ramah dan tampak selalu mesra dengan suaminya,
ternyata itu hanya sandiwara belaka. Di depan para sahabatnya pasangan itu
seperti baik-baik saja, berangkat dan pulang kerja bersama itu rutinitas
mereka. Siapa sangka mereka sama sekali tak bahagia dengan pernikahannya. Ketika
mereka tengah berada dalam proses perceraian, ternyata Vinka hamil. Lalu bagaimana
selanjutnya? Tia sedang bahagia karena
baru saja bertemu sengan sesosok pria yang sempat hilang dari hidupnya enam
tahun yang lalu. Ia kah ‘The One’ yang
Tia cari? Tidakkah berujung pada perselingkuhan lagi? Xixi, Miss Perfeksionis
ini akhirnya merasakan apa itu jatuh cinta. Ia jatuh cinta pada Arveen, seorang
pria yang sangat berantakan. Walau Xixi sadar jika ia mencintai Arveen, namun
ia menolak saat pria itu menyatakan cintanya. Karena sifat berantakan Arveen? Atau
ada hal lain? Pertanyaan-pertanyaan di atas hanya dapat terjawab tentu saja
jika kalian membaca novel 263 halaman ini.
Salah satu pelajaran berharga yang saya dapat ketika
membaca novel terbitan Gramedia Pustaka Utama ini adalah tentang segala hal itu
ternyata bersifat relatif. Segala sesuatu bisa dilihat dari berbagai sudut
pandang berbeda. Segala sesuatu yang terlihat dengan kasat mata, ternyata tak
seperti kenyataan sesungguhnya. Percayalah, banyak hal di dunia ini yang tidak
seperti kelihatannya. Apa yang kita lihat/anggap baik belum tentu baik, pun
sebaliknya.
Terakhir, karena novel ini mengisahkan persahabatan,
pastinya banyak mengungkap fenomena dalam persahabatan itu sendiri. Pengkhianatan
dalam persahabatan, apakah itu hal yang lazim? Bisa jadi. Awalnya ‘geng’ saya
semasa kuliah beranggotakan delapan orang, hingga kini bersisa lima orang saja.
Apa karena pengkhianatan? Entahlah.
Membaca keseluruhan novel ini seperti mengendarai roller coaster, siapapun tak kan
menyangka siapa dalang dari seluruh masalah yang menimpa. Hidup adalah tentang
perubahan, dan kemampuan untuk memaafkan setiap kenyataan.
Sebelum mengatakan hal buruk tentang orang lain, bercerminlah
Sebelum berpikir buruk tentang orang lain,
jadilah dirinya