Pernah ada perempuan yang terluka dalam diam
Dia seolah menyimpan dan menutup luka itu rapat-rapat
Dia berharap, justru orang yang melukainya itulah yang mampu
memberi penawarnya
Tapi, tentu tak ada yang bersalah jika yang terjadi malah
sebaliknya
Laki-laki itu memang datang lagi
Dengan maaf dan
cinta, perempuan itu kembali membuka pintu
Yang terjadi tetap sama
Dia, masih saja menebar luka
Walau menangis saat belati itu menghujam ulu hatinya lagi
Tapi, tak sama seperti sebelum-sebelumnya
Kini dia nampak lebih tegar
Akan selalu memaafkan, namun memastikan kesalahan fatal tak
kan kembali terulang
“Salahku waktu itu dengan cepat melupakan,” katanya
Harusnya, dia mengingat kesalahan lelaki bajingan itu,
harusnya
Ahhhh disakiti dua kali apa sudah membuatnya terbiasa?
Semoga tidak
Walau dia nampak lebih menikmati rasa sakitnya kali ini
Yogyakarta, 19 April 2016