Ini tentang lampion terbang atau sky lantern. Saya pernah ke Borobudur dan turut larut dalam pesta Waisak, tapi saya tak pernah menerbangkannya. Saya sangat ingin hadir dalam Dieng Culture Festival, dan percayalah, bukan menerbangkan lampion yang jadi cita-cita saya. Apa ya? Makin kemari saya makin peduli dengan lingkungan ini. Saya juga nggak bisa melakukan apa-apa, menghimbau siapa-siapa, tapi seenggaknya saya menjaga diri saya sendiri. Nggak sempurna memang, namanya manusia sis~

In my humble opinion

foto dar http://www.scouting.org

 Sama seperti balon, semua lampion terbang bakal kembali ke bumi sebagai sampah. Meski bahannya biodegradable (daur ulang dan bisa diuraikan) atau ramah lingkungan, tetep aja sampah. S-A-M-P-A-H. Lampion terbang terbuat dari kertas, kawat, dan rangka bambu. Mereka bisa terbang bermil-mil jauhnya, tapi tetap saja, akan jatuh sebagai sampah yang berbahaya.



Lalu, bahayanya apa??

Kebakaran gedung, lapangan. Belum lagi kalau (tak sengaja) nyangkut pada pohon atau tiang listrik, kebakaran rumah. Bisa pula berdampak pada luka bakar kalau kena orang atau hewan. Nah, kalau masih ada sisanya saat jatuh, bisa termakan hewan dan bikin mati kan?

Ini bukan hanya isu saya kira. Beberapa negara bahkan telah melarang penerbangan lampion ini. Seperti halnya Austria, Australia, Brazil, Selandia Baru, Spanyol, Jerman, dan sebagian Kanada. 13 negara bagian Amerika juga melarang, sementara tiga negara bagian lainnya masih menyesuaikan dengan peraturan setempat. Banyak komunitas lingkungan juga, di luar Indonesia yang sangat gencar melakukan campaign anti lampion terbang. Alasannya, karena bisa tersedot turbin atau baling-baling pesawat.

Kasus terbanyak, lantaran banyak ternak yang mati akibat memakan plastik dan rangka sisa lampion terbang yang jatuh di tanah. Sebutlah di Thailand, akhir 2014 lalu, lampion terbang hanya boleh diterbangkan saat festival. Itu pun yang murni ritual keagamaan. Bukan acara tak jelas yang menjadikan lampion sebagai simbol keromantisan. Itu pun dengan penjagaan dua ribu aparat, cancel penerbangan, dan pemadam kebakaran disiagakan. Di luar itu, menerbangkan lampion diancam hukuman mati. See?