UNFORTUNATELY LUCY


Malam itu di Times Square, persimpangan jalan utama di Manhattan, New York City. Seorang wanita berparas cantik, dengan bola mata berwarna hitam, rambut panjang hitam kecoklatan dibalut jaket tebal dan syal melingkar  di leher  berjalan tergesa karena dingin yang semakin menusuk. Seketika tanpa sengaja tubuhnya tertabrak tubuh tinggi seorang pria.

“Maaf maaf..aku sama sekali tidak sengaja,” ucap pria yang mempunyai wajah keturunan Asia. Wanita tadi pun tidak segera menjawab, ia sibuk memperhatikan wajah pria tersebut, dengan raut muka serius dan berpikir. “kenapa kau melihatku seperti itu?” Tanya pria berambut hitam seraya bingung melihat ekspresi wanita itu. “Karl???ya..kau Karl Rogers kan?,” sepertinya wanita cantik tadi mengenali pria ini. “iyaa..bagaimana kau tahu namaku?” pria bernama Karl itu tidak bisa menyembunyikan kebingungannya. Wanita itu pun tersenyum yang membuat wajahnya semakin cantik, kemudian menjawab seraya mengulurkan tangan,  “ aku Lucy, Lucy Anderson. Aku tetangga kecilmu waktu kau masih di Brooklyn, dan aku  yakin kau pasti tidak mengingatku.”

Setibanya di apartemen, Lucy langsung menghempaskan tubuh rampingnya di tempat tidur, sambil memandang langit-langit dan  masih dengan senyum yang sangat indah di wajahnya.  Ia sungguh merasa bahagia malam itu, ia sama sekali tidak pernah membayangkan bertemu dengan pangeran impiannya di Times Square, Manhattan, yang dijuluki sebagai perlintasan dunia dengan  perlintasan jalan kaki tersibuk di dunia. Bagaimana bisa ia bertemu pangeran yang selama ini ia mimpikan diantara banyaknya pejalan kaki. Lucy sangat percaya pada takdir dan sudah lama ia meyakini pasti akan dipertemukan kembali dengan Karl Rogers, cinta pertamanya.

Setibanya di apartemen, Karl berjalan menuju sofa favoritnya, dan segera membaringkan tubuhnya. Ia kembali mengingat tragedi di persimpangan tadi, bagaimana bisa ia tidak mengingat wanita itu, wanita yang membuat masa kecilnya indah di kota lamanya, Brooklyn. Satu-satunya alasan adalah karena ia tidak pernah membayangkan wanita itu menjelma menjadi malaikat yan sungguh demi Tuhan, sangat cantik. Sebelas tahun tidak bertemu dan wanita itu masih mengenalinya, semua itu diluar dugaan seorang Karl Rogers, seorang produser hebat di Amerika, dan salah satu dari lima produser hebat di dunia.

Keesokan paginya Lucy begitu bersemangat menjalani hari, pukul 8 pagi ia sudah berjalan menuju butiknya di kawasan Times Square. Dan ia masih sangat berharap hari ini akan bertemu Karl Rogers. Malam itu ketika Lucy akan menutup butiknya, ia melihat Karl sedang berdiri di etalase butik. Lucy pun keluar menyapanya, “hai Karl..apa yang kau lakukan disini?” dengan senyum ramah yang semakin memancarkan kharismanya Karl menjawab, “aku hanya memastikan alamat yang kau berikan kepadaku kemarin benar, jadi..ini butikmu?”. “iya, bagaimana jika kau masuk, duduk, dan mencoba coklat hangat buatanku dulu?,” Lucy menawarkan. Tapi..”maaf Lucy, aku sangat ingin mampir. Tapi ada seseorang yang menungguku di mobil, jadi aku hanya akan memberikan ini,” Karl mengulurkan tangan dengan sesuatu yang ia berikan. Kemudian ia pun pamit pergi.

Itu adalah sebuah undangan,  dan Lucy mendapati kenyataan jika Karl akan segera menikah dua minggu lagi. Lucy pulang malam itu dengan air mata yang membanjiri wajahnya dengan pikiran yang kosong . Hingga dengan cepatnya sebuah limousine menghempas tubuhnya ketika ia menyebrang di persimpangan Times Square, tempat pertemuan kembali antara dirinya dengan Karl.