Surat Terbuka Untukmu Sang Pendusta, Dari Aku, Selingkuhanmu (2-habis)

Hore kerjaan kelar. Bagusnya seorang Andin kalau lagi patah hati itu ya gini, jadi ON FIRE. Semangat gitu (semangat cari pelampiasan maksudnya -_-), kerjaan bisa kelar cepet, jam segini ngangguuuuuuuuur.

foto dari http://alegnasolutions.com.au
Balik soal surat ya sayang, aduh aku lupa nggak boleh panggil kamu begitu lagi ya..

Sekian lama kita jalan bareng, yang kala itu aku kira sudah menang, kamu sudah memilihku. Tapi ternyata?? Hahahaa... aduh luka itu emang cuma bisa ditertawakan nggak sih. Pada akhirnya, aku ngaku kalah kali ini, aku ngalah. Enggak, aku kalah.

Nggak tahu kenapa sih, tadi malam (17/4) tiba tiba berasa nganggur dan pengen kepoin kamu, tapi percuma, kamu bukan anak medsos kaya aku. Isengnya kebangetan, kepolah aku ke mantan kamu. Ciyeee mantan, aku nggak tahu sih, waktu April tahun lalu kalian beneran putus apa enggak. Dan baru buka satu akunnya, baru satu lho ya, udah dapat kejutan.

Tadaaaa...aku ter-ke-jut~~~ (baca make nadanya Fitri Tropika, plis!) di bionya, di bionya, bio instagramnya, tertulis namamu, secara nyata. Hahahaaa.... sok kuat, sok berani (padahal dalemnya rapuh), aku screenshot, dan aku kirim ke kamu sambil bilang makasih. Abis gitu hapenya dilempar dan mewek. Kampret. Tuhan, terluka itu bukan suatu ketentuan kan? Ahhh.... Setelahnya kau membalasnya, dan berlangsunglah chat antara kau dan kawanku yang sengaja membalasnya atas namaku
Siapa yang nggak kaget kalau hubungan yang berjalan sekian bulan, hampir setahun, ternyata cuma sebagai selingkuhan???
Ehmmmm... nano-nano rasanya. Aku, dipostingan sebelumnya bilang aku bahagia kan? Tapi selalu baper juga. Marah? enggak, sama sekali. Aku sudah bilang aku baik-baik saja kan? Yang kurasa lebih ke kecewa sih, bukan marah. Tapi (lagi), tenang saja, aku akan baik-baik saja setelahnya.
Terimakasih ya sudah mendewasakan
Apa ya, hahahaa kampret, niat nulis surat, tapi kehabisan kata-kata juga. Gini, lalu kamu nanya, bagaimana aku bersikap padamu setelah terjadinya semua ini? aku menjawabnya singkat, jalani saja. Ya aku bisa apa? Tapi akhirnya ku panjangkan, setelah jalani saja, aku bilang, Aku memposisikan diriku sebagai teman dekatmu. Aku akan mendukung apa-apa yang kamu lakukan, dan membantumu sebisaku.

Entah itu jawaban macam apa. Setelahnya kau hanya bilang terimakasih saja. 
Terimakasih ya, ini kedua kalinya lho..
Sudah ah, makasih yaaa...


That's not based on true story sih sebenernya. Curhat tipis-tipislah. Hanya saya, Tuhan, dan kamu yang tahu gimana versi aslinya...  

Sampai ketemu ya, di neraka ~~~ Ah jangan, panas. Nggak jadi deh... 


Leave a Reply