AYO MAIN LAMAR-LAMARAN... [3]

Ini lanjutan ‘cerita’ AYO MAIN LAMAR-LAMARAN dan AYO MAIN LAMAR-LAMARAN [2]

cerita curhatan sebelumnya berakhir di bulan Mei ------- (nada Glenn Fredly)

berarti kali ini saya harus cerita apa-apa yang terjadi di bulan Juni, Juli, Agustus, September, dan bahkan awal Oktober ini. Lima bulan? yaudah yang ingat dan berkesan aja yaa...

masih kok menolak dan ditolak perusahaan jadi makanan,
Miris? Biasa aja. Gini ya, saya paling ngga suka dikasihanin. Walaupun kata itu tak terungkap secara verbal dari mulut kalian, tapi percayalah saya bisa tahu ketika kalian merasa seperti itu pada diri saya. Ketika kalian bertingkah, bersikap, atau berlaku seakan-akan mengasihani saya, saya ngga akan mau ketemu kalian selama beberapa bulan. Gituuu…


Ahh Indonesia…nampaknya belum juga lepas dari budaya suap-menyuapnya, termasuk dalam hal mencari kerja. Pun kedua orang tua saya. Dengan “baik hati” keduanya “berusaha” menawari saya untuk masuk dan menjadi pekerja di perusahaan milik kawan dan kenalan mereka. Mau di perhotelan ada, jadi frontliner bisa. Mau di Rumah sakit ayok, jadi humasnya monggo. Ketertarikan saya di dunia media sungguh teramat besar, dan saat ini kedua orang tua nampaknya sudah menyadarinya. Ada temen di RCTI, ada kenalan di SCTV, andin mau disana? Kirim email aja lamarannya, atau nomer tesnya berapa. Mau di divisi news, production, atau creative, tinggal masuk aja, mulai besok kerja juga bisa. 

But hey..kalau saya mau, saya tinggal pilih mau di media ini, itu, hotel, rumah sakit, atau perusahaan-perusahaan swasta lain yang ditawarkan orang tua saya. Ngga usah repot-repot masih jadi jobseeker sampai sekarang. Saya punya pendirian, saya punya prinsip, saya masih teramat idealis. Esensi kerja yang utama menurut saya itu IBADAH. Apa artinya lu kerja kalau buat masuk ke perusahaannya aja udah ngga jujur? Pertama, saya cuma butuh HALAL dan Barakallah, udah. Dan satu lagi, kepuasannya PASTI BEDA. Antara lu dapet kerja “dicari’in” orang lain, walau itu orang tuamu kandung dibandingkan kamu cari jungkir balik sendiri. Sampai saat ini saya juga masih mau berjuang memberi bukti, bukan kepada siapa-siapa, itu untuk diri saya sendiri. Saya ingin membuktikan bahwa 17,5 tahun ini ngga sia-sia, saya bisa cari kerja-yang-bukan-asal-kerja-dapet-duit-buat-makan-dan-bayar- tagihan-tagihan-aja saya bisa cari nafkah, rupiah melalui usaha dan kemampuan diri saya sendiri, bukan lewat koneksi siapapun, termasuk orang tua. Dan beginilah saya saat ini…



Esensi kerja yang kedua, seperti yang saya bilang di atas, bukan asal kerja yang penting digaji, bisa makan, bayar tagihan. Kalau gitu ngga usah repot-repot kuliah dan keukeuh ambil jurusan yang lu mau kan? Dari kecil juga bisa kalau kaya gitu doang. Lebih dari ituu..sama kaya hidup, ngga cuma tentang sekolah, kuliah, kerja, nikah, tua dan mati kan? Menurut saya, ini saya, kalau yang ngga setuju ya monggo, ngga ada pemaksaan, toh ini blog saya, kalau mau nulis menurutmu yang di blogmu, gituu. Kerja buat saya ngga cuma make otak dan otot aja, saya mau pake hati juga. Ini lebih dalem lho dari dua season sebelumnya.


After Mei hingga saat ini, ada cerita saya ngga mau di Nusantara Surya Sakti, SMS Finance, NAV Karaoke, dan wowkeren.com. yang tiga itu tahulah ya kenapa? Saya masih keukeuh di media entah itu cetak, elektronik, ataupun online, juga di publishing dan advertising. Terus wowkeren.com? kan media juga? Iya sih..tapi ngga menantang, sama sekali (Saya butuh tantangan dan petualangan tentu, kalau bisa banyak kenalan juga. Lhah disana cuma duduk diem dibalik meja dan leptop lalu menyadur artikel-artikel dari berbagai media). Bisa banget buat batu loncatan sebenernya, tapi pas saya keterima dan kudu masuk kerja, saya masih punya banyak tanggungan tes-tes yang lainnya, termasuk cpns yang ambil nomor pesertanya aja kudu ke Jakarta, dan satu lagi itu Transmedia, perusahaan media terkemuka yang mana pengumumannya baru tanggal 3 Oktober ini, saya sudah sampai tahap interview user, tinggal pengumuman DITERIMA atau ENGGA aja, saya ngarep banget, dan nyatanya GAGAL LAGI. Sebenernya kata “gagal” itu cuma istilah aja sih, untuk sesuatu yang kita mau, yang sesuai harapan kita, tapi ngga sesuai Rencana-Nya, ngga sesuai ketentuan dan kehendak-Nya. Gitu kan? 


Apa yang buat saya survive sampai sekarang? Apa yang buat saya ngga give-up? Dan masih aktif dalam pencarian kerja sesuai yang saya mau. Yang pertama, PERCAYA. Percaya apa? Takdir Tuhan yang TERBAIK. Iyain aja, percaya aja, itu pasti. Satu pintu ketutup, ada pintu lain yang kebuka kok. Selain itu, PERCAYA DIRI, percaya pada kemampuan diri sendiri, kalau lu emang mampu kerja di perusahaan yang lu mau dan di jabatan/posisi yang lu idamkan dan impikan. Yang kedua, POSITIF. Orang lain under estimate, udah banyak yang nyuruh lu nyerah dan ngga idealis lagi, kerja apa aja yang penting kerja. Mindset saya sih gini, masa-masa ini tuh bagus banget, ampuh banget, berguna banget buat perjalanan hidup kita ke depannya. Di masa-masa ini saya belajar banyaaaak sekali, ini tentang kekuatan mental, sekuat apa mental kita lamar sana sini tapi ditolak lagi ditolak lagi, termasuk di perusahaan yang kita udah cinta mati. Seperti Detik Travel, ditolak gue, sampe interview user juga. Sedihnya ngga ketulungan. CNN Indonesia juga, behh udah sampe mimpi-mimpi jadi field producer disana, nangis Bombay.  Mau kerja di penerbitan sekelas Kompas Gramedia juga, duitnya yang ngga oke, Jakarta cyiin, umr doang, mundur dong saya. Ini tentang belajar mengambil keputusan, dan sebisa mungkin ngga ada penyesalan di belakang. Tentang seberapa kuat asa kita bertahan dan ngga putus di tengah jalan, seberapa tangguh kita berjuang meraih apa yang kita sebut itu mimpi, seberapa tahan lama lilin harapan itu, jangan sampai redup apalagi padam. Sampai di titik mana pada akhirnya semangat kita patah dan kita mengenal kata menyerah. Seberapa dekat kita pada Tuhan pemilik kita dan seluruh semesta, seberapa pandai kita mensyukuri apapun karunia-Nya, seberapa jeli kita melihat sisi positif pada setiap kondisi kita, seberapa konsisten pikiran, perkataan dan perbuatan kita, masihkah kita idealis seperti apa yang kita gembar-gemborkan saat jadi mahasiswa?


Panjang ya? Iya. Nanti dilanjut yang ke-empat yaa :’D dan semoga di sesi lanjutan sudah ada kabar baik ya, ngga cuma kata-kata motivasi dan penghibur saja :’) 



Percayalah,
akan ada pelangi setelah badai
selalu ada tawa di setiap derai air mata
pasti ada hikmah dari apa yang kita sebut cobaan
dan yang terpenting Tuhan akan menjawab semua doa dan ikhtiar kita :”)))

2 Responses so far.

  1. boneeto says:

    Udah bisa nyaingin mario teguh belum gue?? Wkakaka XDD

Leave a Reply