ME and my ALTER EGO

namanya Dinda, cewe sama kaya saya. kepribadiannya???
jauh bahkan sangat jauh berbeda dengan saya aslinya. cewe banget, feminin, pemalu, penakut, pendiam, pengingat, puitis, suka senja, sering galau,dan temperamental, emosional, suka marah marah banting banting barang sesuka hati. dan semua itu, kebalikan dari sifat asli saya. ga terlalu cewe, ga punya malu, karena itu pula sering dikira ga takut apapun, sama sekali ga bisa diem, periang, ramah, pikun akut, ga bisa nulis, karena ga puitis, apalagi romantis, ga kenal senja, rame dan ga pernah galau, pemaaf alias ga bisa marah.

dulu porsinya dalam tubuh saya hanya sedikit, sangat kecil bahkan. namun lama lama ia sangat ingin menguasai tubuh ini. saya tak pernah tau kapan ia mengambil alih kendali tubuh saya, karena itulah saya sering kehilangan waktu dan lupa atas apa apa yang saya lakukan. saya sering berbicara sendiri kata orang. bukan bukan berbicara sendiri, tapi dengan Dinda ini, kepribadian saya yang lain. bertengkar juga sering, emosi saya juga sering kali tak terkontrol.

 when your alter ego is getting worse and stronger, then you will be aware of its existence. trust me!

now i know the reason why he told me to keep writing (sambungan postingan sebelumnya), and it's no coincidence i know this man

karena dengan tetap rutin dan konsisten menulis itu merupakan sebuah media untuk tetep membiarkan alter ego saya hidup, memeliharanya. hal ini sangat berguna, sangat bisa melengkapi terhadap apa yang akan terjadi pada saya nantinya.

jujur, saya baru sadar jika selama ini saat saya menulis, yang keluar adalah alter ego saya. bukan diri saya yang slalu tertawa dan bertingkah bodoh di depan orang lain. banyak "sampah sampah" kekecewaan, agresifitas, kritik. bahkan rasa lelah dan untrust saya akan sesuatu di dalam blog ini.

pada saat alter ego ini keluar, identitas sanguinis saya tertutup, dan tergantikan oleh rasa melankolis yang merajai amygdala, sang pengatur emosi.