Caution: (SELALU) BAWA DUIT KEMANA MANA !!!

Akhirnya saya punya kekuatan untuk ngeblog hari ini, setelah kemarin badan saya rasanya,,ya Tuhan..tidak bisa diungkapkan dengan kata kata saking capenya (ini lebai #abaikan)

“Kemarin saya (dipaksa) pulang kampung ke Jember. Kenapa dipaksa? Iyalah..baru dua minggu ini di Surabaya dan tugas kuliah sedang (sangat) merindukan saya, organisasi juga butuh perhatian ekstraa. Kepulangan kali ini karena urusan keluarga, sebenarnya bukan..gini, saya punya adik cowok (masih) kelas 1 SMP, dan ganjennya setengah mampus. Saya sih sudah tidak (terlalu) heran kenapa orang tua selalu menuruti kemauannya. Ceritanya, dia lagi minta leptop dan saya yang dititah ayah bunda untuk membelikannya, alasan dia sih gara-gara komputer di rumah rusak. Okelah, saya menyanggupi untuk membelikannya dalam minggu ini, tapi saya tidak menyangka jika saya juga harus memberikan padanya minggu ini juga. Saya pun baru berkesempatan membelikan pada hari Jumat, disela sela kesibukan saya (sok sibuk banget sih gue –a). Pengennya pulang sorenya, tapi kereta terakhir jam 16.00 dan singkat cerita hari itu saya ketinggalan kereta.”
Saya pulang sabtu pagi, naik bis. Jam 08.00 itu bis sudah jalan keluar kota Surabaya, faktanya jam 09.30 saya juga sudah sampai di Rejoso-Pasuruan. Lha kok bis benar benar berhenti dan tidak bergerak sama sekali, sampai akhirnya saya mengetahui jika lalu lintas Pasuruan-Probolinggo lumpuh total! Ya Tuhan..apalagi ini, mau pulang susah banget rasanya. Masih mending kalau macet atau jalan kaya siput, ini bener bener lumpuh. Mengingat saya bukan tipe orang yang sabar, bahkan (sangat) jauh dari kata sabar, mungkin ini rencana Tuhan untuk menyabarkan saya -.-

Ternyata oh ternyata, Probolinggo daerah Bayeman itu lagi kena banjir dari semalem, 1,5 m, ditambah jalanan didaerah situ juga konyol, rusak parah, aspalnya udah hilang semua. Konyolnya lagi, saya punya akses internet, saya juga punya tv di kamar, kok ya tidak tahu ada bencana macam ini ? mak di rumah juga telpon pas lagi macet, bilang kalau beliau sedang melihat di tv akan kemacetan ini (baru tahu juga ceritanya). Macetnya itu dari jumat malem, kayanya televisi juga baru nyiarin Sabtu pagi ini deh, jadi tidak ada yang perlu dipersalahkan. Nasib..nasib...

ilustrasi: macet karena banjir
Ada sebagian penumpang bis saya, yang memutuskan untuk turun dan ganti bis balik arah lagi ke Surabaya. Soalnya, kendaraan ke arah Surabaya tidak lumpuh seperti ke arah timur, bahkan masih bisa dibilang lancar, karenanya dari arah timur itu dialihkan, mereka jadi muter muter lewat Bromo. Jauh emang, tapi mending daripada lumpuh ini. Sebagian penumpang bis saya ada juga yang memutuskan menggunakan jasa ojek yang membandrol haga Rp 50000,00 tanpa nego menuju Probolinggo. Jujur, saya benci menunggu dan (sangat) ingin menggunakan jasa tukang ojek untuk mencapai terminal probolinggo, lalu ganti bis menuju kota saya. Sayangnya, saya tidak punya uang, lebih tepatnya tidak membawa uang T.T

Kebiasaan saya memang seperti ini, kalau bepergian bukan dalam rangka traveling pasti Cuma bawa uang pas buat tiket aja, selebihnya ya tidak ada. Tapi hari itu saya cukup beruntung, entah kenapa saya membawa uang saku (Cuma) Rp 20000,00. Bisa saya gunakan untuk mengganjal perut saya yang belum dimasuki apa apa dari bangun tidur tadi. Saya juga masih bersyukur karena saat itu saya menggunakan bus patas full AC yang karenanya saya tidak merasa kepanasan, saat saya melihat bus sebelah saya penumpangnya tidak berhenti memainkan kipas ditangan.

Finally, Pasuruan-Probolinggo yang normalnya hanya satu jam menjadi tujuh jam, dan Surabaya-Jember yang normalnya lima jam menjadi sepuluh jam.

Seandainya ada uang tidak akan selama itu, i’m sure..